Semoga ramadhan demi ramadhan kita lampaui dengan meningkat. Aamiin, kita lanjut ya seri Ramadhan kali ini :)
- Ramadhan dalam Permulaan Puasa
Selama bulan Ramadhan mereka juga tidak boleh berhubungan badan dengan istri nya, suatu ketika ada seorang yang tidak mampu menahan nafsu tersebut. Lalu ia mengadukan permasalahan itu kepada Rasulullah, hingga masalah ini bertambah berat. Dijawab dengan Q.S.AlBaqarah: 187
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: "Jika kalian melihat bulan tsabit berpuasalah, dan jika kalian melihat bulan tsabit (kedua), maka hentikan puasa kalian. Apabila samar (teertutup mendung), maka puasalah sampai tigapuluh hari" Wilayah- wilayah ini berbeda antara jauh dan dekatnya.
- Ramadhan dalam Niat dan Makan Sahur
"makan sahur dipenuhi dengan berkah, maka kalian jangan meninggalkannya. Meskipun kalian meneguk satu teguk air. Maka sesungguhnya Allah SWT dan para Malaikat-Nya membacakan shalawat kepada orang-orang yang makan sahur" (HR.Imam Ahmad)
Hikmah sahur:
- Sebagai berkah, ketaatan kepada Allah SWT
- Pembeda, Diriwayatkan dr Umar Bin 'Ash r.a Rasulullah bersabda" Perbedaan puasa kita dengan puas ahli kitab adalah makan sahur"
- Membantu kelancaran berpuasa, dan ber qailulah (tidur siang sejenak)
- Menghidupkan Sunnah dan keutamaan nya
Ulama bersepakat bahwa untuk niat puasa pada malam hari hukumnya wajib beserta niat sahur nanti pada esok hari nya.
- Ramadhan dalam berbuka
Dalam prakteknya boleh membatalkan dulu puasa meski hanya dengan seteguk air, atau 3 butir kurma. Kemudian melaksanakan Sholat Maghrib. Mengacu pada Hadist yang di riwayatkan oleh Anas r.a. Rasulullah paling suka melakukan berbuka dengan makanan yang tidak tersentuh api (pengharapan makanan surga), seperti air dan 3 buah kurma, atau pun air susu. Rasulullah menyukai makanan manis. Seusai itu baru melakukan makan besar nya. Rasulullah berdoa dengan berbuka.
- Ramadhan dalam siangnya
Rasulullah bertanya kepada Umar r.a. "Bolehkah kamu berkumur sedang kamu berpuasa ?" Umar r.a berkata " Tidak apa-apa" Rasulullah bertanya "Dalam hal apa?" Dalam batas tidak ada ke khawatiran (air masuk ke dalam tenggorokan) H.R. Ahmad
2. Menyiramkan air ke kepala/ mandi ketika cuaca panas
Rasulullah menyiramkan air ke kepalanya karena panas. sedangkan beliau berpuasa H.R. Imam Ahmad dan Abyu Daud
3. Melakukan Siwak
Di Riwayatkan Rabi'ah Al 'Adawy, dari ayahnya, ia berkata, "Sudah tidak terhitung lagi berapa kali aku melihat Rasulullah bersiwak, sedangkan beliau sedang berpuasa H.R Al Buchari dan Abu Daud
4. Melakukan Celak
Aisyha r.h.a. berkata Rasulullah saw terkadang memakai celak, sedanhgkan beliau mengerjakan puas. Hadist ini rupanya DHA'IF (tidak kuat). Jadi tidaklah berna apa yang tertera disana
5. Melakukan Bekam dan Mimpi Basah
Para ulama salaf dan masa kini berbeda pendapat tentang hal ini. Ulama Jumhur memperbolehkan, dan Ulama Hanafiyyah melarangnya. Ulama Jumhur menggunkan Hadist : dari Abu Said bahwa Rasulaullah SAW bersabda, ada tiga hal yang tidak membatalakan puasa, yakni : makan dan minum yang tidak disengaja, muntah dan mimpi basah. hadist Ibbnu Abbas r.a Rasulullah sedang berbekam, sedangkan beliau sedang irham dan berpuasa.
Orang yang junub karena mimpi basah pada siang hari tidak merusak amalan puasa, mereka harus mandi agar bisa melaksanakan sholat dan puasa nya.
6. Mencuim Wajah Istri-Suami
Aisyah berkata, "Nabi mencium wajahku dimanapun beliau suka". Nabi melakukan hal ini karena tau puasanya tidak akan terganggu. "Sesungguhnya RasulullahSAW berada dalam perlindungan Allah, perlindungan yang rtidak dimiliki oleh orang lain" H.R. Imam Ahmad. Maka berbeda dengan kita, yang tidak memiliki hal tersebut.
1. Perang Badar, pada tahun kedua Hijriah
2. Fathu Makkah, pada tahun ke delapan Hijriah
3. Perang Tabuk, tahun kesembilan HIjrah
Ketika Rasulullah bersama 10.000 pasukan dalam fathu makkah, menentukan puasa diawal perjalanan yakni masih di kota makkah, sesampai di Kadid (sumber mata airantara 'Asfan dan Qadid) , beliau beserta pasukan nya berbuka (Muttafaq'alaih)
Ketika berdekat dengan musuh. Sabda nabi "Kalian telah dekat dengan musuh kalain, dan berbuka akan membuat kalaian lebih kuat, disini ada rushhah ( keringanan). HR Ahmad, Muslim, Abu Daud
"dan barang siapa sakit atau dalam perjalaan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari hari yang lain. Q.S. AlBaqarah : 185
Bagaimana cara mengqadha puasa ?
- ramadhan dalam berpergian
1. Perang Badar, pada tahun kedua Hijriah
2. Fathu Makkah, pada tahun ke delapan Hijriah
3. Perang Tabuk, tahun kesembilan HIjrah
Ketika Rasulullah bersama 10.000 pasukan dalam fathu makkah, menentukan puasa diawal perjalanan yakni masih di kota makkah, sesampai di Kadid (sumber mata airantara 'Asfan dan Qadid) , beliau beserta pasukan nya berbuka (Muttafaq'alaih)
Ketika berdekat dengan musuh. Sabda nabi "Kalian telah dekat dengan musuh kalain, dan berbuka akan membuat kalaian lebih kuat, disini ada rushhah ( keringanan). HR Ahmad, Muslim, Abu Daud
"dan barang siapa sakit atau dalam perjalaan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari hari yang lain. Q.S. AlBaqarah : 185
Bagaimana cara mengqadha puasa ?
Diriwayatkan dari Umar r.a., ia berkata, "Ketika Rasulullah saw kehilanagan puasa pada bulan Ramdhan, beliau akan mengqadha nya pada sepuluh Dzulhijjah" H.R At Thabrani
Mengqadha puas bisa dilaksanakan secara turut menurut ataupu terpisah harinya, sesuai jumlah puasa yang ditinggalkan. Tidaklah sampai waktu masuk ramadhan yang baru.
"Mengqadla puasa, jika ingin (dilakukan dengan terpisah), maka lakukanlah secara terpisah, dan jika (ingin dilakukan dengan berurutan) maka lakukanlah secara berurutan" H.r. ad-Daruquthni
Reverensi :
Athiyyah Muhhamd Salim.Sya'ban 1428H/2007.Ramadhan Bersama Rasul. Jakarta Selatan
Mengqadha puas bisa dilaksanakan secara turut menurut ataupu terpisah harinya, sesuai jumlah puasa yang ditinggalkan. Tidaklah sampai waktu masuk ramadhan yang baru.
"Mengqadla puasa, jika ingin (dilakukan dengan terpisah), maka lakukanlah secara terpisah, dan jika (ingin dilakukan dengan berurutan) maka lakukanlah secara berurutan" H.r. ad-Daruquthni
Reverensi :
Athiyyah Muhhamd Salim.Sya'ban 1428H/2007.Ramadhan Bersama Rasul. Jakarta Selatan
No comments:
Post a Comment